Pertanyaan :
Aku mau numpang tanya lagi, kenapa kok do'a qunut pas "fa innaka taqdli" sampai dengan "astaghfiruka" imam selalu pelan suaranya ?
Tolong dikasih penjelasan dan ta'birnya, suwun
( Dari : Bang Choiry )
Jawaban :
Bacaan qunut mulai dari "Fainnaka taqdhi wala yuqdho 'alaik" sampai sebelum "astaghfiruka wa'atubu ilaik" adalah bentuk dzikir dan pujian bagi Alloh subhanahu wata'ala, bukan merupakan do'a, bagi ma'mum diperbolehkan diam ketika imam membacanya atau ikut membacanya bersama imam, namun yang lebih utama adalah ma'mum ikut membacanya. Nah, karena ma'mum dianjurkan untuk ikut membacanya, maka imam tidak perlu membacanya dengan keras, cukup dibaca dengan pelan seperti halnya dzikir-dzikir lain yang sama-sama dibaca oleh imam dan ma'mum (seperti bacaan tasbih ketika rukuk dan sujud). Namun menurut sebagian ulama' imam tetap membacanya dengan keras seperti halnya saat berdo'a meminta rohmat dan dijauhkan dari neraka atau yang lainnya.
Jadi sebenarnya masalah ini masih diperselisihkan diantara ulama', sebagian ulama' tetap menganjurkan bagi imam untuk membacanya dengan keras, sedangkan menurut sebagian ulama' menganjurkan untuk membacanya dengan pelan karena imam dan ma'mum sudah membacanya sendiri-sendiri. Wallohu a'lam.
( Oleh : Siroj Munir )
Referensi :
1. Al-Majmu', Juz : 3 Hal : 502
2. Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 507
Ibarot :
Al-Majmu', Juz : 3 Hal : 502
وأما الثناء وهو قوله فإنك تقضي ولا يقضى عليك إلى آخره فيشاركه في قوله أو يسكت والمشاركة أولى لأنه ثناء وذكر لا يليق فيه التأمين
Nihayatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 507
و) أنه (يقول الثناء) سرا وهو من فإنك تقضي إلى آخره، أو يستمع له لأنه ثناء وذكر لا يليق به التأمين والمشاركة أولى كما في المجموع، والثاني يؤمن فيه أيضا، وإذا قلنا بمشاركته فيه ففي جهر الإمام به نظر، يحتمل أن يقال: يسر به كما في غيره مما يشتركان فيه، ويحتمل وهو الأوجه الجهر به كما إذا سأل الرحمة أو استعاذ من النار ونحوها فإن الإمام يجهر به ويوافقه فيه المأموم ولا يؤمن كما قاله في المجموع