Batas waktu diperbolehkannya mengqoshor sholat


Deskripsi masalah
Assalamu alaikum, ketika kita bepergian terkadang dalam hati menentukan bahwa kita akan menginap di sana 1, 2 atau 3 hari. Dan bahkan ketika di tanya oleh teman : "mau kemana ?" kita menjawab : "kerumah saudara". Berapa hari ? kita jawab : "2 hari 2 malam". Yang terkadang jawaban kita ini timbulnya dari hati

Pertanyaan :
Bolehkah kita menjama' dan atau mengqoshor sholat setelah melakukan niat sebagaimana deskripsi masalah diatas ?
Monggo para asatizd jawaban plus rujukannya karna hal ini sungguh banyak terjadi dan ada yg bilang tdk boleh karna sudah termasuk muqim.

( Dari : Muh KHolili Aby Fitry )


Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh
Al-allamah jalaluddin Al-Mahalli dalam kitab beliau "Syarah Minhajut Tholibin" menerangkan : "Seandainya musafir (orang yang bepergian) berniat mukim selama empat hari ditempat tujuannya, maka perjalanannya dianggap usai ketika ia sampai ditempat yang dituju. Begitu juga apabila sesudah sampai ditempat tujuan dia lalu berniat akan bermukim selama empat hari ditempat tersebut, maka perjalanannya juga dianggap usai sebab niat tersebut. Tapi, seandainya ia berniat mukimnya kurang dari empat hari dalam dua permasalahan diatas (yaitu niatnya sebelum atau sesudah sampai ditempat tujuan), maka perjalanannya belum dianggap usai".

Jadi, ketika sudah ada niat untuk bermukim selama empat hari, baik niatnya sebelum atau sesudah sampai ditempat tujuan, bagi seorang musafir tidak diperkenankan melakukan qoshor ataupun jama' di tempat tujuannya. Sedangkan apabila niat mukimnya kurang dari empat hari tetap diperbolehkan melakukan sholat qoshor dan jama' sholat ditempat tujuannya. Ketentuan batasan hari diperbolehkannya qoshor bagi orang yang bepergian adalah tiga hari tersebut didasarkan pada hadits nabi ;

مُكْثُ الْمُهَاجِرِ بَعْدَ قَضَاءِ نُسُكِهِ ثَلَاثٌ

"Orang yang hijrah boleh tinggal di Makkah selama tiga hari setelah ibadah hajinya selesai". ( Suan Ad-Darimi, no.1552 )

Dalam riwayat lain disebutkan ;

رَخَّصَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُهَاجِرِينَ أَنْ يُقِيمُوا ثَلَاثًا بَعْدَ الصَّدَرِ بِمَكَّةَ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan rukhshah bagi orang-orang untuk bermukim selama tiga hari setelah sampai di Makkah." ( Sunan Ad-Darimi, no.1553 ) 

Wallohu a'lam.

( Oleh : Kudung Khantil Harsandi Muhammad )


Referensi :
1. Syarah Al-Mahalli, Juz : 1  Hal : 296-297
2. Sunan Ad-Darimi, Juz : 2  Hal : 948


Ibarot :
Syarah Al-Mahalli, Juz : 1  Hal : 296-297

ولو نوى إقامة أربعة أيام بموضع انقطع سفره بوصوله ولا يحسب منها يوما دخوله وخروجه على الصحيح
..................................
ولو نوى) المسافر (إقامة أربعة أيام بموضع) عينه (انقطع سفره بوصوله) أي بوصول ذلك الموضع، ولو نوى بموضع وصل إليه إقامة أربعة أيام انقطع سفره بالنية، ولو نوى إقامة ما دون الأربعة في المسألتين، وإن زاد على الثلاثة لم ينقطع سفره ولو أقام أربعة أيام بلا نية انقطع سفره بتمامها. وأصل ذلك كله حديث: «يقيم المهاجر بعد قضاء نسكه ثلاثا» . متفق عليه «وكان يحرم على المهاجر الإقامة بمكة ومساكنة الكفار» . كما رواه الشيخان فالترخيص بالثلاث يدل على أنها لا تقطع حكم السفر بخلاف الأربعة وألحق بإقامتها نية إقامتها، وتعتبر بلياليها (ولا يحسب منها يوما دخوله وخروجه على الصحيح) لأن فيهما الحط والرحيل، وهما من أشغال السفر

Sunan Ad-Darimi, Juz : 2  Hal : 948

1552 - أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «مُكْثُ الْمُهَاجِرِ بَعْدَ قَضَاءِ نُسُكِهِ ثَلَاثٌ»
تعليق المحقق: إسناده صحيح

1553 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا حَفْصٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ، [ص:949] عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ: «رَخَّصَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُهَاجِرِينَ أَنْ يُقِيمُوا ثَلَاثًا بَعْدَ الصَّدَرِ بِمَكَّةَ» قَالَ أَبُو مُحَمَّد «أَقُولُ بِهِ»
تعليق المحقق: إسناده صحيح