Istilah yang benar barangkali bukan ramalan cuaca,
melainkan prakiraan cuaca. Istilah "ramalan cuaca" adalah
nama program siaran TVRI zaman dahulu.
Para ulama di Hijaz dalam banyak kesempatan secara
tegas menyebutkan bahwa prakiraan cuaca bukanlah
bagian dari ramalan penyihir yang haram. Karena
prakiraan ini adalah hasil pengamatan tanda-tanda di
atmosfer terkait dengan tekanan, suhu, arah angin,
kelembaban dan sebagainya.
Semua merupakan sebuah ilmu yang tidak ada kaitannya
dengan alam ghaib. Dan prakiraan cuaca ini sangat
diperlukan untuk penerbangan dan hal lainnya. Jadi bukan
mengada-ada atau bersifat klenik.
Prakiraan cuaca ini terkadang meleset juga, terutama
untuk negeri kita. Barangkali karena satelite pemantau
cuaca yang kita miliki sangat terbatas. Berbeda dengan
beberapa negeri maju yang memang telah memiliki satelit
pemantau cuara yang sudah sangat baik, sehingga
akurasinya sudah sedemikian detail. Jumlahnya pun tidak
sedikit.
125
Prakiraan cuaca didasarkan
atas hasil pengamatan satelit
buatan ini. Satelit mengawasi
cuaca dan iklim Bumi, dan
dapat melihat lebih banyak
awan dan sistem awan,
termasuk juga cahaya
perkotaan, kebakaran, polusi,
cahaya aurora, badai pasir
ataudebu, tumpukan salju,
pemetaan es, gelombang
samudra, pembuangan energi
dan lainnya.
Yang menarik, dengan satelit cuaca ini, semua gambar
yang dikirim akan terlhat real time, sehingga memang
wajar kalau bisa diperkirakan akan terjadi hujan di mana
dalam berapa lama dan seterusnya. Karena pergerakan
awan memang bisa terlihat dengan jelas.
Namun secanggih apa pun sebuah satelit pengamat
cuaca, harus diakui bahwa karakteristik lokal setempat
mempunyai peranan sangat penting pada pola cuaca
lokal. Jadi belum tentu apa yang terlihat di layar satelit itu
menjadi kenyataan di atas tanah.